Monday 23 November 2015

Fungsi dan Tujuan Ayat Suci Al-Qur'an Diturunkan

Assalamualaikum pemirsa blog yang setia berkunjung ke blog Islam, sudah kita ketahui bersama bahwa Al-Qur'an adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhamad saw., sebagai mukjizat baginya, dan bukti kebenaran kerasulannya. Allah swt. menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhamad saw. dengan membawa beberapa fungsi dan tujuan.
http://cdn.ar.com/images/stories/2014/07/
jadikan al-qur'an sebagai hatimu

Berikut Beberapa Fungsi dan Tujuan Al-Qur'an diturunkan :

 1. Petunjuk bagi manusia 

Allah menurunkan al-qur'a adalah sebagai petunjuk bagi manusia. Dalam al-qur'an banyak diterangkan mengenai fungsinya sebagai petunjuk bagi manusia dalam menempuh kehidupan.  
Firman Allah surah Al-Baqarah : 185, 2, dan surah Fussilat : 44. (PRya cari sendiri di Al-Qur'an masing-masing hehe)

2. Sumber pokok ajaran islam

Fungsi al-qur'an seagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap umat islam. Sumber ajaran dalam al-qur'an ada yang disebut ajaran dasar dan bukan dasar. Ajaran dasar adalah ajaran-ajaran yang hanya diungkapkan pokok-pokoknya. Ajaran al-qur'an semacam ini banyak berkaitan dengan persoalan-persoalan pengetahuan agama (islam), terutama dalam bidang keimanan (akidah) dan ibadah mahdah. Adapun ajaran yang bukan dasar mencakup persoalan kemanusiaan secara umum, yang meliputi hukum, ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan, atau seni. Mengenai bidang-bidang ini, al-qur'an hanya menunjukan prinsip-prinsip umum. Pengaturan dalam bentuk perincian dan pengembangannya diserahkan kepada manusia sesuai kemampuan yang dimiliki, lingkungan, dan zaman di mana manusia berada. Hanya, semua itu tidak boleh bertentangan degan prinsip-prinsip yang telah digariskan al-qur'an.
Kita ambil sebagai contoh, manusia yang mengatur kehidupan politiknya dalam berbangsa dan bernegara. Manusia dengan kemampuan rasio dan pertimbangan zaman serta wilayah di mana mereka berada, diberi hak dan kebebasan mengatur kehidupan rakyat dan bangsanya. Namun, negara yang dibangun dan diatur itu harus berpegang pada prinsip-prinsip al-qur'an, seperti keadilan dan musyawarah. Perhatikan beberapa firman Allah swt. sebagai berikut .
Surah Al-Maidah ayat 8 dan surah Asy-Syura ayat 38. (PR)

3. Peringatan dan pelajaran bagi manusia 

Dalam al-qur'an banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat-umat terdahulu, baik umat yang taat melaksanakan ajaran dan perintah Allah maupun mereka yang mengingkari atau menentang seruan-seruan-Nya. Bagi kita, umat yang datang kemudian, tentu harus pandai-pandai mengambil pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur'an. Kisah-kisah itu berguna bagi kita, baik sebagai pelajaran maupun peringatan. Orang-orang yang taat dan patuh pada ajaran atau hukum Allah akan selamat dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat. 
Diantara ayat-ayat al-qur'an yang menerangkan tentang fungsi al-qur'an sebagai pelajaran dan peringatan bagi umat manusia adalah surah Asy-Syura ayat 7.
Demikian postingan saya kali ini mudah-mudahan bermanfaat ya untuk kalian yang membaca, jangan sungkan-sungkan untuk mampir ke blog islam ya dan jangan lupa dishare ke teman-temanmu agar dakwah kita terus berlanjut oke.

Tuesday 17 November 2015

Keagungan dan Kebesaran Al-Qur'an

Assalamualaikum sobat blog kali ini saya akan posting mengenai : 

Keagungan dan Kebesaran Al-Qur'an serta Tuntunan Terhadap Umat 

A. Keagungan dan Kebesaran Al-Qur'an 

Al-Qur'an sebagaimana dinyatakan di dalam Al-Qur'an sendiri adalah kalam dan wahyu Allah swt (asy-Syuraa : 2) yang berfungsi sebagai mukjizat bagi Muhammad Rasullah saw., pedoman hidup bagi setiap muslim, pengoreksi dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya dan membaca adalah ibadah. Al-Qur'an adalah tali Allah yang sangat kuat, peringatan ang bijaksana dan jalan yang sangat lurus. Al-Qur'an adalah kitab yang mampu mengendalikan hawa nafsu. Apabila dibaca, lidah tidak akan bercampur dengan yang lainya. Para ulama tidak akan merasa kenyang dengannya. Al-Qur'an adalah kitab yang tidak akan rusak karena sering dibolak-balik (dibaca dan dipelajari). Kitab yang tidak akan pernah habis keagungan dan keindahannya. Kitab yang golongan jin tertegun-tegun ketika mendengarnya, sehingga mereka berkata " Kami talah mendengan al-qur'an yang agung, yang memberi petunjuk kepada kebenaran, karena itu kami beriman kepadanya." Barang siapa yang berkata berdasarkan pada al-qur'an, pasti akan mendapat pahala. Barangsiapa yang menghukumi sesuatu berdasar kepadanya, sungguh orang itu telah mendapatkan petunjuk menuju jalan yang lurus.
Keagungan, kebesaran, dan kesempurnaan Al-Qur'an antara lain ditentukan pula oleh kandungan ayat-ayat ang memiliki ciri-ciri terntentu :

a. Bijaksana (wisdom, hikmah). Suruhan dan laranganna selalu mengetuk peraaan, pikiran dan emosi. Mengajak manusia untuk berpikir dan berdialog dengan dirina. Cara penyampaiannya begitu banyak dan bervariasi. Kadangkala dengan suruhan dan larangan ang bersifat langsung, kadangkala dengan suruhan dan larangan yang bersifat langsung, kadangkala dikemukakan manfaat dan mudaratnya, kadangkala dikemukakan pula dengan pendekatan historis. Suruhan dan larangannya bersifat tadrij (bertahap, tidak sekaligus) sejalan dengan cara turunnya yang bertahap.

b. Dinamis. al-Qur'an mengajak manusia untuk aktif berpikir dan berbuat; dan dinamis dalam menata kehidupan. Selalu mengajak manusia untuk memanfaatkan segala potensi yang dianugrahkan Allah swt kepadanya; potensi pengdengaran, penglihatan, dan akal pikiran/hati untuk segala sesuatu yang bermanfaat sesuai dengan aturan dan ketetapan-Nya. Allah swt akan memberikan kehidupan yang baik dan pahala ang berlipat ganda bagi siapa saja, laki-laki maupun perempuan yang beriman dengan benar dan dinamis dalam beramal saleh.

c. Praktis. Dalam artian, bisa dilaksanakan oleh umat manusia. Allah swt menurunkan Al-Qur'an untuk dijadikan pedoman hidup oleh umat manusia. Karena itu, mustahil ada ayat Al-Qur'an yang tidak bisa dilaksanakan. Hanya manusia-manusia ang sombong dan takabur yang mengatakan bahwa ada ayat-ayat Al-Qur'an yang tidak bisa dilaksanakan. Hanya manusia-manusia yang sombong dan tabur ang mengatakan bahwa ada ayat-ayat yang tidak bisa dilaksanakan.

d. Keseimbangan(moderation) ayat-ayat Al-Qur'an senantiasa mendorong umat manusia untuk memiliki keharmonisan dan keseimbangan dalam kehidupan. Keseimbangan mental sprititual dengan fisik material, kehidupan individu dengan masyarakat, kehidupan dunia dengan akhirat, akan tetapi menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir dan dunia sebagai alat dan sarana.


B. Tuntutan Al-Qur'an terhadap Umat manusia 

Tuntutan dan pedoman Al-Qur'an menyangkut semua aspek kehidupan manusia. Tuntukan untuk melaksanakan shalat dengan khusyu dan tertib. Tuntukan mengeluarkan zakat sebagai kewajiban yang pasti dari Allah swt. yang memiliki fungsi sebagai pembersih, penyuci dan pengembang harta, serta meningkatkan harkat derajat kehidupan golongan mustahik seperti fakir dan miskin; tuntunan untuk melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan benar; tuntunan untuk melaksanakan ibaah haji bagi yang mampu karena di dalam wah ini terdapat kemanfaatan yang besar; tuntunan menata kehidupan masyarakat yang didasari kebersamaan, keadilan, dan musyawarah; dan lainya. 

Demikian tulisan yang saya tulis semoga bermanfaat ya. 
Daftar pustak : Abdalati, Muhammad.1980."Islam in Focus". Riyadh: WAMY.

Friday 16 January 2015

Akibat Maksiat (Part 1)

Maksiat membahayakan manusia di dunia dan di akhirat. Hanya Allah yang mengetahui akibat dan pengaruhnya. Walau begitu, dampak maksiat dapat dirasakan oleh pelakunya. 

1. Maksiat Menghalangi Ilmu 

Ilmu adalah sinar yang diletakan Allah di dalam hati. Sebaliknya maksiat memadamkan sinar itu. 
Suatu ketika, Imam Syafi'i duduk di depan imam. Dia membacakan sesuatu yang membuat Imam Malik kagum. Imam malik sangat mengagumi kecepatannya dalam menangkap pelajaran, juga kecerdasannya dan pemahamannya yang sempurna. Imam Malik berkata, "Aku melihat Allah meletakan sinar dalam hatimu. Jangan padamkan sinar itu dengan kegelapan maksiat. 
Imam Syafi'i menjawab, " aku mengeluhkan hapalanku yang jelek kepada Waki'. Ia menasihatiku untuk meninggalkan maksiat. Waki' berkata, 'Ketahuilah, ilmu itu anugrah dan anugrah Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat.'

2. Maksiat Menghalangi Rezeki 

Dalam musnad dikatakan, "seorang hamba tidak mendapatkan rezeki karena dosa yang ia kerjakan."
Sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa takwa kepada Allah dapat mendatangkan rezki. Sebaliknya, meninggalkan takwa kepada Allah dapat mendatangkan kekafiran dan kemiskinan.

3. Maksiat Mengundang Kerisauan dan Kesepian dalam Hati

Diantra seorang hamba dan Allah, dalam hatinya, tak ada keseimbangan dan keterkaitan yang disertai dengan kenikmatan mendasar. Kenikmatatan-kenikmatan dunia dan seisinya tak akan mampu mengimbangi keresahan seorang manusia.
Ini sesuatu yang tidak dirasakan, kecuali oleh orang yang hatinya hidup. Orang mati tak merasakan sakit yang ditimbulkan oleh luka. Maksiat dapat membuat keresahan dan keterasingan. Orang berakallah yang memilih ntuk meninggalkan maksiat. 

4. Maksiat Mendatangkan Kesulitan 

Kemaksiat menjadikan seorang menjumpai banyak kesulitan. Ia tidak punya pemecahan, kecuali dengan jalan yang serba sulit. Orang yang bertakwa kepada Allah mendatangkan keringanan. Sedangkan orang yang tidak bertakwa mendapat kesukaran dari Allah dalam setiap urusannya. Sangat mengherankan, jika seorang hamba ketika ia mendapatkan pintu-pintu kebaikan dan kemaslahan tertutup, namun ia tidak mengehatui asal muasalnya.

5. Maksiat Menimbulkan Kegelapan dalam Hati

Abdullah bin Abbas berkata, "Kebaikan memiliki cahaya di wajah, sinar di hati, kelapangan pada rezki, kekuatan pada badan dan kecintaan dari hati banyak orang terhadap dirinya. 

6. Maksiat Melemahkan Hati dan Badan 

Kelemahan pada hati akibat maksiat adalah fakta nyata. Maksiat akan terus-menerus melemahkannya hingga akhir hidupnya. Kekuatan orang mukmin itu terletak pada hati. Setiap kali hatinya menguat, badannya menjadi kuat. Sedangkan orang jahat akan akan rusak. Walaupun berbadan kuat, sesungguhnya ia paling lemah. Saat memerlukan kekuatan, ia dikhianati dan dikelabui oleh kekuatannya sendiriyang sangat ia perlukan. 

7. Maksiat Menghalangi Ketaatan

Hukuman bagi pendosa adalah terhalangnya ia dari mentaati Allah dan terputusnya jalan kebaikan lainnya. Setiap ketaatan lebih baik dari pada dunia dan seisinya. Ibaratnya, seorang laki-laki mengonsumsi suatu makanan yang mendatangkan penyakit yang lama sembuhnya,yang akhirnya mencegahnya dari berbagai macam makanan yang enak dan baik. Allah Maha suci dan Maha Penolong. Hanya Dia yang dapat dimintai pertolongan.

Monday 12 January 2015

Kaidah Amar (perintah)


ا لأ صــل فى ا لأ مــر لـلــو جـو ب


Asal dalam perintah menunjukan arti wajib

ا لأ صــل فى ا لأ مــر لـلــو جـو ب و لا تـد لّ عـلى غـيـره ا لأ بــقــر يــنــة

Asal dalam perintah menunjukan arti wajib` kecuali ada dalil yang memalingkanya.

ا لأ صــل فى ا لأ مــر لأ يــقــتـضى ا لــتــكــرا ر

Asal dalam perintah tidak menghendaki pengulangan

ا لــحــكــم يــد و ر مــع ا لــعــلّـة و جـو دا و عــد مـا

Hokum itu berkisar pada : ada atau tidak adanya illat

ا لأ صــل فى الأ مــر لا يــقـتـضى ا لــفــو ر

Asal dari perintah tidak menunjukan segera.

ا لأ مــر بــا لــشــيـئ أ مــر بــو ســا ئــلــه حـكــم ا لــمــقــا صــد

Perintah kepada sesuatu menjadi perintah pada perantaranya. Dan perantara itu hukumnya sama dengan yang dimakasud

مـا لأ يــتــم ا لــو ا جــب ا لا بـه فــهــو و ا جــب

Tidak akan sempurna suatu kewajiban kecuali dengan sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain itu pun hukumnya menjadi wajib.

ا لأ مــر بــا لــشــيئ نــهــي عـن ضــدّ ه

Perintah terhadap sesuatu merupakan larangan dari sebaliknya.

ا لأ مــر بــعـد ا لــنـهـى يــفــيــد ا لأ بــا حــة

Perintah yang jatuh setelah adanya larangan hukumnya adalah boleh.

Kaidah NAHI ( larangan )

ا لــنـهـي هـو طــلـب ا لــكــفّ عـن فــعــل مـن ا لأ عــلى ا لى ا لأ د نى

Laranga adalah tuntutan untuk meninggalkan perbuatan dari orang yang lebih tinggi derajatnya kepada yang rendah