Cinta bisa jadi merupakan kata yang paling banyak dibicarakan manusia. Setiap orang memiliki rasa cinta yang bisa diaplikasikan pada banyak hal. Wanita, harta, anak, kendaraan, rumah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya merupakan sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia. Cinta yang paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabb-nya.
Kita sering mendengar kata yang terdiri
dari lima huruf: CINTA. Setiap orang bahkan telah merasakannya, namun sulit
untuk mendefinisikannya. Terlebih untuk mengetahui hakikatnya. Berdasarkan hal
itu, seseorang dengan gampang bisa keluar dari jeratan hukum syariat ketika
bendera cinta diangkat. Seorang pezina dengan gampang tanpa diiringi rasa malu
mengatakan, ¡§Kami sama-sama cinta, suka sama suka.¡¨ Karena alasan cinta,
seorang bapak membiarkan anak-anaknya bergelimang dalam dosa. Dengan alasan
cinta pula, seorang suami melepas istrinya hidup bebas tanpa ada ikatan dan
tanpa rasa cemburu sedikitpun.
Demikianlah bila kebodohan telah melanda
kehidupan dan kebenaran tidak lagi menjadi tolok ukur. Dalam keadaan seperti
ini, setan tampil mengibarkan benderanya dan menabuh genderang penyesatan
dengan mengangkat cinta sebagai landasan bagi pembolehan terhadap segala yang
dilarang Allah dan Rasul-Nya Muhammad . Allah berfirman:
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.¨ (Ali Imran: 14)
Rasulullah dalam haditsnya dari shahabat
Tsauban r.a
mengatakan: “Hampir-hampir
orang-orang kafir mengerumuni kalian sebagaimana berkerumunnya di atas sebuah
tempayan. Seseorang berkata: “Wahai
Rasulullah, apakah jumlah kita saat itu sangat sedikit?” Rasulullah saw berkata: Bahkan kalian saat
itu banyak akan tetapi kalian bagaikan buih di atas air. Dan Allah benar-benar
akan mencabut rasa ketakutan dari hati musuh kalian dan benar-benar Allah akan
campakkan ke dalam hati kalian (penyakit) al-wahn.¡¦ Seseorang bertanya:
¡¥Apakah yang dimaksud dengan al-wahn wahai Rasulullah?¡¦ Rasulullah ƒâ
menjawab: ¡¥Cinta dunia dan takut mati.¡¦ (HR. Abu Dawud no. 4297, dan dishahihkan
oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 3610)
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Saudi dalam tafsirnya mengatakan:
¡§Allah memberitakan dalam dua ayat ini (Ali Imran: 13-14) tentang keadaan
manusia kaitannya dengan masalah lebih mencintai kehidupan dunia daripada
akhirat, dan Allah menjelaskan perbedaan yang besar antara dua negeri tersebut.
Allah ƒ¹ memberitakan bahwa hal-hal tersebut (syahwat, wanita, anak-anak, dsb)
dihiaskan kepada manusia sehingga membelalakkan pandangan mereka dan
menancapkannya di dalam hati-hati mereka, semuanya berakhir kepada segala
bentuk kelezatan jiwa. Sebagian besar condong kepada perhiasan dunia tersebut
dan menjadikannya sebagai tujuan terbesar dari cita-cita, cinta dan ilmu
mereka. Padahal semua itu adalah perhiasan yang sedikit dan akan hilang dalam
waktu yang sangat cepat.¡¨
Definisi Cinta
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah
sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba dengan
kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: ¡§Cinta tidak bisa didefinisikan dengan
jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan
menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu
sendiri.¡¨ (Madarijus Salikin, 3/9)
Hakikat Cinta
Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan
terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang
diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah. Dan sebaliknya, jika tidak sesuai
dengan ridha-Nya maka akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta
adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke
dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.
Cinta kepada Allah
Cinta yang dibangun karena Allah akan
menghasilkan kebaikan yang sangat banyak dan berharga. Ibnul Qayyim dalam
Madarijus Salikin (3/22) berkata: ¡¨Sebagian salaf mengatakan bahwa suatu kaum
telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menurunkan ayat ujian kepada
mereka:
¡§Katakanlah: jika kalian cinta kepada
Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.¡¨ (Ali ¡¥Imran:
31)
Mereka (sebagian salaf) berkata:
¡§(firman Allah) ¡¥Niscaya Allah akan mencintai kalian¡¦, ini adalah isyarat
tentang bukti kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya. Bukti dan tanda
(cinta kepada Allah) adalah mengikuti Rasulullah ĉ, faidah dan buahnya adalah
kecintaan Allah kepada kalian. Jika kalian tidak mengikuti Rasulullah ĉ maka
kecintaan Allah kepada kalian tidak akan terwujud dan akan hilang.¡¨
Bila demikian keadaannya, maka
mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan kemuliaan
dan nilai di sisi Allah. Rasulullah ĉ bersabda dalam hadits yang diriwayatkan
dari Anas bin Malik Đ:
¡§Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada
pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Allah dan
Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai
seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah
dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari
kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.¡¨ (HR.
Al-Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43)
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara
sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara:
Pertama, membaca Al Qur¡¦an, menggali,
dan memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya.
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah
dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.
Ketiga, terus-menerus berdzikir dalam
setiap keadaan.
Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di
atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.
Kelima, hati yang selalu menggali
nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya.
Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan
Allah dan segala nikmat-Nya.
Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah
ƒ¹.
Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam
bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke langit dunia).
Kesembilan, duduk bersama orang-orang
yang memiliki sifat cinta dan jujur.
Kesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab
yang akan menghalangi hati dari Allah ƒ¹. (Madarijus Salikin, 3/18, dengan
ringkas)
Cinta adalah Ibadah
Sebagaimana telah lewat, cinta merupakan
salah satu dari ibadah hati yang memiliki kedudukan tinggi dalam agama
sebagaimana ibadah-ibadah yang lain. Allah ƒ¹ berfirman:
¡§Tetapi Allah menjadikan kamu cinta
kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu.¡¨ (Al-Hujurat: 7)
¡§Dan orang-orang yang beriman lebih
cinta kepada Allah.¡¨ (Al-Baqarah: 165)
¡§Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum
yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.¡¨ (Al-Maidah: 54)
Adapun dalil dari hadits Rasulullah ĉ
adalah hadits Anas yang telah disebut di atas yang dikeluarkan oleh Al-Imam
Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim: ¡§Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai
daripada selain keduanya.¡¨
Macam-macam cinta
Di antara para ulama ada yang membagi
cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh
Muhammad bin ¡¥Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit
Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam:
Pertama, cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang
dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.
Kedua, cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga
selain-Nya. Allah ƒ¹ƒnberfirman:
¡§Dan di antara manusia ada yang
menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka
mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.¡¨
(Al-Baqarah: 165)
Ketiga, cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan
seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang
diperintahkan-Nya. Allah ƒ¹ƒnberfirman:
¡§Dan kalian mencintai harta benda dengan
kecintaan yang sangat.¡¨ (Al-Fajr: 20)
Keempat, cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak, keluarga,
diri, harta dan perkara lain yang dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas
cinta tabiat. Allah ƒ¹ berfirman:ƒn
¡§Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf
¡¥alaihis salam) berkata: ¡¥Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita
daripada kita.¡¨ (Yusuf: 8)
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita
tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan
kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat
ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama
seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini
berubah menjadi cinta syirik.
Buah cinta
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Ċ
mengatakan: ¡§Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah ada tiga
perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta
itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat.¡¨
(Majmu¡¦ Fatawa, 1/95)
Asy-Syaikh ¡¥Abdurrahman As-Sa¡¦di ƒä
menyatakan: ¡§Dasar tauhid dan ruhnya adalah keikhlasan dalam mewujudkan cinta
kepada Allah. Cinta merupakan landasan penyembahan dan peribadatan kepada-Nya,
bahkan cinta itu merupakan hakikat ibadah. Tidak akan sempurna tauhid kecuali
bila kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya juga sempurna.¡¨ (Al-Qaulus Sadid,
hal. 110)
Bila kita ditanya bagaimana hukumnya
cinta kepada selain Allah? Maka kita tidak boleh mengatakan haram dengan
spontan atau mengatakan boleh secara global, akan tetapi jawabannya perlu
dirinci.
Pertama, bila dia mencintai selain Allah
lebih besar atau sama dengan cintanya kepada Allah maka ini adalah cinta
syirik, hukumnya jelas haram.
Kedua, bila dengan cinta kepada selain
Allah menyebabkan kita terjatuh dalam maksiat maka cinta ini adalah cinta
maksiat, hukumnya haram.
Ketiga, bila merupakan cinta tabiat maka
yang seperti ini diperbolehkan.
Wallahu a¡¦lam. ƒ¯
Bila Hati Dimabuk Cinta
Mabuk cinta biasanya terjadi dari dua
belah pihak antara yang mencintai dan yang dicintai, terkadang kedua belah
pihak saling mencintai satu sama lainnya, namun adakalanya gejolak cinta itu
bertepuk sebelah tangan.
Orang yang terkena panah asmara ini
adalah orang yang paling celaka hidupnya, paling hina, paling gelisah dan
paling jauh dari Rabb mereka.
Ibnu Taimiyah berkata :"mabuk asmara
dapat membuat penderitanya kurang akal dan ilmu, rusak agama dan akhlaknya,
lalai akan seluruh kebaikan agama dan dunia. Dan akibat buruknya bisa menjadi
berlipat ganda".
Orang yang dimabuk asmara akan selalu
mengkhayalkan kekasih hatinya tidak sesuai dengam keadaan yang sebenarnya,
hingga akhirnya penyakit ini akan menimpa dirinya. Kalaulah dia tau secara
mendalam orang yang dikaguminya, ia tidak akan sampai dimabuk cinta, walaupun
sudah terjalin rasa cinta dan hubungan dalam dirinya.
Kasmaran adalah penyakit kronis yang akan
merusak jiwa, menghilangkan katentraman, bahkan penyakit ini ibarat lautan
berombak yang akan menenggelamkan siapapun yang mengarunginya. Penyakit ini
laksana samudra yang tak bertepi. hampir tidak ada seorangpun yang dapat
selamat darinya.
Jika kita tanya kepada nikmat "apa
yang menyebabkanmu sirna?" kita Tanya pada bencana "apa yang
menyebabkanmu datang menghampiri?" kita Tanya pada kesedihan dan
penderitaan "apa yang menyebabkanmu tertarik mendatangiku?" kita
Tanya pada keselamatan "apa yang menyebabkanmu menjauh?" kita Tanya
pada aib "apa yang menyebabkanmu tersingkap?" kita Tanya pada wajah
"apa yang menyebabkan hilangnya cahayamu?" kita Tanya pada kehidupan
"apa yang membuatmu menjadi keruh?" kita Tanya pada cahaya keimanan
"apa yang menyebabkan cahayamu redup?" kita Tanya pada kehormatan
diri " apa yang menyebabkanmu hina?" kita Tanya pada diri yang
dihinakan setelah dimuliakan " apa yang telah merubah keadaanmu ini?"
seluruhnya pasti akan menjawab " ini adalah buah dari penyakit
asmara"
Jika kita melihat cinta yang melintas di
dalam hati dan bagaimana denyutnya, anda pasti akan dapati bahwa mengalirnya
cinta dalam hati lebih lembut daripada mengalirnya nyawa dalam jasadnya.
Seorang yang dimabuk asmara akan binasa
di tangan orang yang dicintainya. Dia akan menjadi hamba yang hina. Jika
kekasih hati yang ia cintai memanggilnya maka akan segera memenuhi panggilan
itu. Jika ditanyakan padanya "apa yang engkau harapkan?" maka kekasih
yang ia cintai itulah yang menjadi tumpuan dan harapannya. Ia tak akan hidup
tenang dan tenteram tanpa kekasihnya.
Layakkah bagi orang yang berakal
menggadaikan seorang raja yang dipatuhi dengan orang yang akan menggiringnya ke
dalam adzab yang pedih???
Penyakit ini akan menghilangkan rasa
malu, padahal malu adalah materi hidupnya hati. Hal itu juga kan berpengaruh
pada penyimpangan amal dan hidayah, keadaan yang jelek akan ia anggap baik.
Juga akan menimbulkan perangai buruk yang tidak terdapat dalam kejahatan laen.
Akan menimbulkan kemurkaan Allah pada dirinya.
Yach banyak sekali kerugian yang akan
kita dapatkan Karena mabuk asmara ini, coba kita tengok sebentar, apa
sebenarnya penyebab dari mabuk asmara itu?
Berpaling dari Allah ; barangsiapa yang
mengenal Allah akan menautkan hatinya pada-Nya, dan tidak akan mungkin
berpaling mencari kekasih selain-Nya.
Kejahilan seseorang tentang bahaya yang
muncul karena mabuk cinta.
Kekosongan hati ; "tidaklah mungkin
penyakit ini muncul kecuali atas orang yang suka melamun dan menganggur"
ibnul qoyyim berkata "perkara yang
paling berbahaya bagi seorang hamba adalah kehampaan hati dan jiwa. Karena
sesungguhnya jiwa itu tidak akan pernah kosong. Jika tidak disibukkan dengan
hal-hal yang bermanfaat pasti akan terisi dengan hal-hal yang
membahayakan"
Media informasi
Media informasi sangat berperan besar
terhadap penyebaran penyakit ini. Lihatlah betapa vulgarnya acara-acara
televisi, Koran, majalah, buku-buku, internet, VCD dan sebagainya meng
Taklid buta
Membaca kisah-kisah percintaan,
puisi-puisi, syair, dan mendengarkan lagu-lagu tentang cinta akan menjerumuskan
seseorang untuk mengekspresikan apa yg dia rasa dengan hal serupa. Dia akan
mudah mengikuti apa yang dilakukan oleh orang-orang disekelilingnya, tanpa tau
itu hak atau batil.
Keliru dalam memahami makna cinta dan
mabuk asmara
Persepsi yang salah dalam memaknai cinta
, yaitu anggapan bahwa hakikat cinta itu adalah cinta yang dapat membutakan
mata hati, membuatnya terombang-ambing dalam kesesatan. Siapa saja yang
tergelincir ke dalamnya akan menjadi lembut, penih perasaan, menjadi mulia, dan
sebainya. Mereka beranggapan barangsiapa tidak pernah merasakannya akan menjadi
orang yang keras hati, tidak memiliki perasaan dan tidak memiliki sedikitpun
kemuliaan.
Tertipu dengan ungkapan-ungkapan
orang-orang yang membolehkan mabuk asmara
Sebagian orang membolehkan mabuk asmara
dengan berdalil pada hadits "Barangsiapa yang jatuh cinta kemudian menahan
dirinya, menyembunyikannya dan bersabar, setelah itu dia meninggal, maka
dianggap mati syahid".
Ibnu Qoyyim berkata, hadits ini
diriwayatkan oleh Suwaid bin Sa’id, dan telah diingkari oleh para ulama islam.
Hadits ini batil dan palsu.
Syahid terbagi menjadi syahid khusus dan
umum. Syahid khusus yaitu mati terbunuh di jalan Allah. Adapun syahid umum
tersebut dalam hadits shahih dan tidak terdapat didalamnya yang mati karena
menahan cinta.
Pamer kecantikan, tabaruj, dan membuka
penutup wajah
Mengumbar pandangan mata
Terlalu bebas mengumbar pandangan akan
melahirkan kebinasaan. Ketika seseorang leluasa memandang maka ia telah membuka
hati untuk melampiaskan syahwatnya.
Percakapan melalui telpon, chatting, dsb
Taubat dari mabuk asmara
Bagi siapa saja yang telah terjerumus
dalam cinta terlarang hendaklah ia bertaubat kepada Allah, baik dirinya sebagai
orang yang mencintai, dicintai, ataupun pihak-pihak lain yang turut
membantunya.
Caranya adalah dengan meninggalkannya,
jangan menampakkan kepada orang yang dicintai, berusaha melupakannya, tidak
menemuinya, dan tidak memandangnya. Serta memutuskan segala bentuk hubungan
yang dapat membangkitkan kenangan lamanya.
Terapi penyakit mabuk asmara
Ikhlas karena Allah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata
"sesungguhnya apabila hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah
dan ikhlas kepada-Nya, maka tidak ada yang lebih manis, lebih indah, lebih
nikmat dan lebih baik darinya"
Jika seorang hamba ikhlas kepada Allah,
maka Allah akan memilihnya, menghidupkan hatinya, menariknya kepada-Nya. Maka
sagala keburukan dan kekejian akan berpaling darinya dan ia sangat takut bila
terjadi yang sebaliknya. Sedangkan hati yang tidak ikhlas, pada dasarnya
terbuka secara mutlak untuk segala bentuk tuntutan, keinginan, dan cinta. Hati
akan menerima segala sesuatu yang mendatanginya. Ibarat ranting kecil yang
meliuk-liuk kesana kemari mengikuti kemana aarah angin.
Berdo’a : merendahkan diri kepada Allah
Seseorang yang diuji dengan penyakit ini
berarti dalam keadaan terjepit, dan Allah berjani akan memenuhi do’a hamba-Nya
yang dalam kondisi terjepit.
Menahan pandangan
Ketika seorang hamba menahan pandangannya
maka hati turut menahan syahwat serta keinginannya. Allah menjadikan menahan
pandangan dan menjaga kemaluan sebagai kunci utama penyucian jiwa. Dan kesucian
jiwa mengandung pengertian hilangnyaa segala macam bentuk kejahatan seperti
perbuatan keji, kezhaliman, syirik, dusta, dan sebagainya.
Banyak berfikir dan berdzikir
Harusnya ia ingat bahwa seluruh
langkahnya dicatat dan ia akan dimintai pertangggungjawaban. Seharusnya ia
berfikir bahwa ungkapan perasaan dan perbincangan dengan kekasihnya akan
ditanyakan nanti pada hari kiamat. Ingat penghancur segala kenikmatan, yaitu
kematian, dan betapa sakitnya sakarotul maut. Berpikir bahwa dirinya tidak rela
jika ada mahramnya yang diincar dan dipacari, jika ia masih memiliki rasa
cemburu, bagaimana ia tega berbuat hal yang sama kepada orang lain?
Menjauh dari orang yang dicintainya
Memisahkan diri dan menjauh akan mengusir
bayangan orang yang dicintai. Hendaklah ia bersabar menanggung perpisahan
beberapa saat meski awalnya sulit. Jangan sampai ia melihatnya, mendengar
suaranya dan melihat sesuatu yang dapat mengingatkannya kepada kekasihnya.
Menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat
Sebabnya asmara adalah kekosongan hati,
oleh karena itu sibukkan diri dengan bekerja, belajar, dan berkarya.
Menikah
Meski bukan dengan orang yang
dicintainya, sebab menikah mencukupi segalanya, penuh berkah dan menjadi
solusi. Jika telah menikah maka hendaklah sering melakukan jima’, sebab jima’
dapat meredam gejolak syahwat yang tersimpan. Jika orang yang dicintainya
adalah orang yang mungkin dinikahinya maka hendaklah ia menikah dengannya. Jika
sulit menikahnya hendaklah memohon kepada Allah untuk memudahkannya.
menengok orang sakit, mengiringi jenazah,
menziarahi kubur, melihat orang mati, berfikir tentang kematian dan kehidupan
setelahnya
Senantiasa menghadiri majelis ilmu, duduk
bersama orang-orang zuhud dan mendengar kisah-kisah orang sholih.
Memangkas habis ambisi dengan membuang
putus asa disertai dengan keinginan keras untuk dapat menundukkan hawa nafsu
Sesungguhnya pangkal terjadinya al-isyq
adalah menganggap indah sesuatu yang dikagumi, baik melalui pandangan ataupun
pendengaran. Jika tidak diikuti dengan keinginan keras untuk bertemu lalu
disertai dengan usaha untuk mendapatkannya niscaya mabuk asmara dapat
dihindari.
Selalu konsisten menjaga sholat dengan
sempurna, menjaga kewaajiban-keajiban sholat, baik berupa kekhusukan dan
kesempurnaannya secara lahir maupun batin.
Menjaga kharisma agar tidak jatuh kepada
kedudukan yang hina dina
Orang yang punya wibawa dan harga diri
tidak mau terikat menjadi budak sesuatu.
Memelihara kemuliaan diri, kesucian dan
menjaga kehormatannya
Harga diri seseorang itu akan tinggi dan
kedudukannya akan muliaa sesuai dengan kadar kemuliaan dan kesucian dirinya.
Membayangkan cela yang terdapat pada diri
orang yang dicintainya
Orang yang engkau cintai tidak identik
dengan apa yang engkau khayalkan dalam hatimu. Maka carilah aibnya niscaya
engkau akan dapat melepaskannya.
Memikirkan akan ditinggal pergi oleh
orang yang dicintainya
Dengan itu akan hilanglah segala perkara
yang mendatangkan ujian yang lebih berat dari batas kewajaran yang dapat
merugikan kedudukannya di dunia maupun di akhirat.
Memikirkan akibat perbuatannya
Cinta itu selalu diselimuti kesedihan,
kecemasan, takut berpisah, kehinaan di dunia dan penyesalan di akhirat.
Memikirkan betapa banyak hal-hal yang
bermanfaat menjadi luput disebabkan menyibukkan diri dengan cinta seperti ini
Melihat kondisi para pemabuk cinta
Bagaimana derita yang mereka tanggung,
bagaimana hidup mereka yang dikucilkan oleh masyarakat, betapa berantakan
segala urusan dunia dan akhirat mereka, dsb. Hal ini akan membuat orang yang
berakal berpikir dua kali untuk lebih jauh mengarungi samudera asmara.
Siapa saja yang mengambil obat penawar
ini, mudah-mudahan ia mendapat pertolongan dan taufik. Jika ia telah
bermujahadah dan bersabar namun masih sedikit tersisa dalam hatinya, maka hal
itu tidaklah tercela.
Junaid berkata "Manusia tidak dicela
karena tabi’at yang tercipta dalam dirinya, yang dicela adalah jika ia
melakukannya".
Ibnu Hazm berkata "tidak ada cela
bagi orang yang tabiat dalam dirinya cenderung kepada kejelekan walaupun sangat
tercela dan hina sekalipun selama ia tidak menampakkannya dalam perkataan
maupun perbuatan. Bahkan bisa jadi akan lebih terpuji dibandingkan orang yang
tabi’at dasarnya selalu mengajaknya untuk berbuat hal-hal yang mulia. Sebab
tidak mungkin dapat mengalahkan tabi’at yang rusak kecuali jika ia memiliki
akal yang utama.
Laa Haula Walaa Quwwata illaa billaahi
No comments:
Post a Comment